PENDAKIAN GUNUNG ARJUNO



 GUNUNG ARJUNO 3,339 KM, DPL


Gunung Arjuno merupakan salah satu gunung yang diangap keramat bagi masyarakat malang dan sekitarnya. Arjuno sendiri adalah nama dari tokoh pewayangan yang terbilang berkharisma. Gunung Arjuno memiliki ketinggian 3,339 dari permukaan laut sehingga banyak di datangi para wisatawan local untuk mendaki ke puncak gunung arjuno.


Letak Gunung Arjuno yang berada di antara Kota Malang, Pandaan dan Sidoarjo, sehingga jalur pendakian kepuncak arjuno terbilang banyak. Salah satu jalur pendakian yang sering di datangi oleh pendaki adalah jalur dari purwodadi, kalu dari malang bisa naik bison jurusan surabaya dari terminal arjosari dan turun di daerah purwodadi. Di purwodadi sendiri juga terdapat kebun raya yang terkenal di jawa timur, yaitu kebun raya purwodadi. Setelah naik bison, oper ojek karena akses jalan yang menuju desa tambak watu hanya bisa di tempuh dengan mengunakan ojek. Desa tambak watu merupakan desa terahir di kaki Gunung Arjuna yang merupakan salah satu selter pemberangkatan pendaki. Jika kita menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan bisa dititpkan kemasyarakat setempat, dengan biaya seikhlasnya.

Pendakian dari desa tambak watu akan lebih nyaman jika kita tempuh malam hari, dikarenakan jika pada siang hari teriknya mentari akan sangat terasa menyengat akibat kerusakan hutan sehingga pepohonan disekitar desa tambak watu sudah mulai berkurang. Jalur pendakian dari purwodadi juga merupakan jalur peziarah, karena terdapat banyak petilasan-petilasan orang jaman dahulu. Oleh sebab itu untuk menghormati, ucapan dan prilaku kita disana harus tertap dijaga agar tidak menggangu para peziarah.


Dari desa tambak watu perjalanan di lanjutkan ke pos berikutnya yaitu ke daerah tampuono, disana juga terdapat petilasan dan pondokan yang di bangun bagi para pendaki dan peziarah untuk beristirahat. Tampuono memiliki 3 petilasan yaitu sendang dewi kunti yang merupakan sumber air, dan yang paling tersohor adalah petilasan Eyang Abiyoso salah satu tokoh pewayangan, juga ada petilasan eyang madrim yang juga tak jauh dari situ. Menurut kepercayaan penduduk setempat petilasan adalah tempat dimana orang jaman dahulu “lelaku” (bertapa, dll) sehinga di percaya saat mereka “muksa” (menghilang dengan jasadnya) orang yang bersangkutan masih di tempat tersebut dan senantiasa menjaga anak cucunya sampai kapan pun.




 salah satu tangga di daerah tampuono



 tampilan pesangrahan tampuono





 pondokan di tampuono



 goa naga geni di tampuono



 tempat sesaji di sendang dewi kunti


pelataran sendang dewi kunti 



Perjalanan pun berlanjut jalan terjal dengan sudut kemiringan mencapai 90° menantang di depan kita, dalam perjalanan tersebut kita akan menemui beberapa petilasan dan pondokan yang kurang terawat, tebing-tebing pegunungan dan hembusan angin yang terbilang kencang juga akan kita dapatkan di sana. Walaupun gunung arjuno merupakan gunung yang sering di kunjungi oleh para wisatawan, tetapi flora dan fauna yang ada di sana masih tetap terjaga kelestarianya, sehingga dalam perjalanan kali ini kita juga bisa melihat beberapa spesies kera, elang jawa, kijang, bahkan kalau kita beruntung akan bisa menjumpai macan kumbang.


Perjalanan bisa di hentikan di petilasan Eyang semar di mana terdapat patung semar buatan kerajaan singosari, di sana kita bisa istirahat sejenak guna melepas lelah. Perjalanan bisa kembali di lanjutkan untuk menuju pemberhentian selanjutnya. Pemberhentian kali ini juga merupakan punen sesaji yang dibangun untuk peribadatan pada zaman Singosari, yang di beri nama Mahkuto romo. Dari pelataran punden Makuto Romo kita bisa melihat indahnya pemandangan kota pandaan, malang dan sidoarjo pada malam hari. anehnya di areal punden makuto romo kita masih bisa menikmati kelayakan WC dan kamarmandi yang di bangun oleh para peziarah.

petilasan eyang semar


patung eyang semar


punden mahkutoromo


para pendaki di depan pondokan punden makutoromo


Perjalanan bisa berlanjut besok paginya guna menuju puncak gunung arjuno, setelah kita beranjak dari mahkutoromo kita akan menjumpai sepilar yang juga terdapat peningalan kerajaan singosari, dari makutoromo ke sepilar kita akan melewati tangan seperti di saat menuju kawah gunung bromo.

tanga menuju sepilar



Setelah kita melewati sepilar, petilasan dan pondokan tidak akan kita jumpai lagi. Jalur yang di ambil dari purwodadi merupakan jalur yang paling aman dan nyaman, salah satunya kita tidak melewati alas lali jiwo. Alas lali jiwo oleh sebagian pendaki diangap angker, menurut mitos yang beredar di sana Alas lali jiwo merupakan pasar jin dan para penungu gunung arjuno,

candi watukursi di sepilar


patung di tangga menuju sepilar



Karena jarak tempuh yang terbilang jauh dari makuto romo ke puncak arjuno para pendaki di himbau untuk membawa peralatan lengkap, di karenakan cuaca disana mudah berubah. Ketika kita mencapai puncak arjuno, mata kita akan di manjakan oleh pemandangan yang indah dan padang bunga abadi…..

monumen jawa dipa dekat puncak arjuno


puncak arjuno


puncak arjuno 2


Setelah beberapa saat di puncak anda bisa melanjutkan perjalanan untuk turun dan kembali ke kota dengan selamat lewat jalur yang sudah anda lewati…. Selamat mencoba. Semoga sukses..





PARIWISATA PULAU SEMPU DI MALANG JAWA TIMUR

 Di awali dari pantai sendang biru...................



pantai sendang biru 


Pulau sempu merupakn objek wisata yang berada di kabupaten malang jawatimur. tepatnya berada di sebelah objek wisata Pantai sendang biru. Jika perjalan dari kota malang pada waktu siang hari bisa di tempuh dengan angkutan umum, sedangkan bila perjalan pada saat malam hari harus mengunakan kendaraan pribadi dikarenakan angkutan yang menuju pantai sendang biru haya sampai pada jam 17:00 saja. Pada siang hari perjalan yang di lakukan dari kota malang akan terasa sangat menyenagkan dikarenakan rute perjalaan berkelok dan melewati perbukitan menambah kesan alami serta memberikan udara sejuk. Perjalanan yang tidak begitu jauh dari kota malang akan langsung di sambut dengan pemandangan pantai sendang biru yang menawan, banyaknya perahu-perahu nelayan yang mangkal di tepian sendang juga mendambah indah suasana pantai, serasa kita berada di perkampungan nelayan, selain pantai sendang biru yang menawan disana kita juga bisa berbelanja ikan laut segar, yang tentunya harganya tidak membuat kantong kita kering…….seperti di kota..




perahu untuk menyebrang dari pantai sendang biru 




  
Setelah anda melepas penat di pantai sendang biru saatnya untuk melanjutkan perjalanan ke pulau sempu yang bisa dilihat dari pentai sendang biru. Dikarenakan pulau sempu yang terpisah dari daratan pulau jawa, sehingan trasportasi yang bisa di pakai adalah perahu nelayan yang sudah di sediakan oleh masyarakat setempat untuk menyebarang, hanya dengan membayar sewa sebesarRp 100.000., kita bias menyewa satu kapal yang cukup memuat 7-10 orang. Perjalanannya memakan waktu sekitar ½ jam. Dari atas perahu nelayan, kita bias melihat pemandangan indah aktifitas nelayan setempat, yang tentunya pemandangan tersebut tidak akan anda dapatkan di kota.

   

 segara anakan

  

 
 pemandangan dari atas (segara anakan)



 pasir panjang

 
Perjalanan perahu di ahiri di bibir pulau sempu yang benar-benar alami, kita bisa melihat bahwa tidak ada bangunan satupun yang ada di pulau tersebut. Dikarenakn pulau sempu yang masih alami perjalanan di lanjutkan dengan berjalan kaki untuk sampai ke (segara anakan) tempat dimana kita bisa menginap , dengan tenda tentunya. Perjalanan dengan jalan setapak dan terjal juga terkadang licin akan terbayar tuntas saat kita berada di segara anakan.
segara anakan merupakan tempat indah yang 
bisa kita jumpai setelah kiat berjalan kaki dari bibir pantai tadi, sesampainya di sana kita bisa menjumpai pasir puti yang halus dan telaga yang airnya asin. segara anakan merupakan cekuangan yang di kelilingi oleh tebing-tebing tinggi dari pantai lepas, air yang berada di segara anakan berasal dari ombak laut lepas yang masuk melalui lubang yang ada di dasar tebing, kita juga bisa melihat fenomena tersebut dari bibir segara anakan. Selain pemandangan pantai yang bgitu menawa kita bisa beraktifitas selayaknya wisatawan asing. Banyak kegiatan pantai yang bisa kita lakukan di sana, seperti bermain bola, memancing, voli pantai dan bagi yang suka penjelajahan kita bisa menjelajah semua isi pulau, selain segara anakan di sana juga terdapat telaga lele yang berada di tengah-tengah pulau tersebut.
 
Sekian informasi dari saya semoga bermanfaat. Sekedar saya bersaran bawalah persediaan air yang cukup dikarenakan di pulau sempu sumber air tawar jauh dari segara anakan tempat anda menginap. Masih banyak keindahan alam yang akan anda dapatkan ketika anda mengunjungi objek wisata tersebut dari sekilas yang dapat saya ceritakan. Jika anda menginginkan informasi lebih lanjut mengenai pariwisata di malang silahkan kirim permntaan anda ke mail saya di bast_junior@yahoo.com  



PENDAKIAN SEMERU




Semeru merupakan salah satu gunung yang tertinggi di pulau jawa, panorama yang indah nan alami akan bisa kita dapatkan ketika kita sampai pada selter pemberangkatan yang terletak di desa Ranu Pane. suhu yang mencapai titik 4-14 C, seperti masuk ketulang sum-sum kita. ranu pane sendiri merupakan salah satu objek wisata yang sering di kunjungi oleh para wisatawan asing dikarenakan keindahan Danau ranu pane yang menawan. sedangkan setiap harinya akan sering kita jumpai para pendaki gunung yang mendaki ke Mahameru (puncak gunung semeru).

Desa Ranupane (2.100 m) adalah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos untuk melapor bagi para pendaki untuk naik, dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Ranu Pane mempunyai penduduk sekitar 60 orang yang merupakan perkampungan kecil, pekerjaan mereka pada umumnya bertani sayur-sayuran. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya tendapat ranu lagi yang namanya Ranu Regulo. Perjalanan ke Puncak G. Semeru dimulai dan desa Ranupane menuju Ranu Kumbolo pagi harinya pukul 7.00 melalui jalan setapak, jaraknya 13 Km., tidak terlalu terjal dengan memakan waktu sekitan 3-4 jam perjalanan. Di Ranu Kumbolo ada Pondok Pendaki untuk istinahat dan memasak. Daerah ini airnya inelimpah dan berada pada ketinggian 2.400 m dari permukaan laut. Ranu Kumbolo memiliki pemandangan yang sangat indah terlebih pada pagi hari bila kita dapat melihat matahani terbit dari celah-celah bukit. Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menuju Kalimati (2.700 m) melalui hutan cemara dimana kadang kita jumpai burung dan kijang. Penjalanan ini ditempuh 2 - 3 jam / 10 Km. Disini kita dapat mendirikan tenda, dan apabila kita membutuhkan air dapat menuju Sumbermani, kearah barat menelusuni pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh perjalanan 1 jam pulang pergi. Tetapi dianjurkan kehutuhan air telah dipersiapkan di Ranu Kumbolo. Sebenarnya kita dapat juga berkemah di Ancopodo 1 jam perjalanan dari Kalimati ke arah puncak G. Semeiru. tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering tenjadi tanah longsor di kawasan tersebut. Dari Kalimati biasanya para pendaki memulai pendakian menuju puncak pagi-pagi sekali, yaitu sekitar pukul 2 - 3 pagi dengan melalui hutan cemara 1 jam dan bukit pasir selama 2 - 3 jam untuk sampai di puncaknya, dengan keadaan jalan yang terjal menanjak. Puncak Semeru yang biasa didaki adalah Puncak “Mahameru”. Dari puncak ini akan terlihat kawah yang disebut “Jonggring Saloko” dan yang uniknya setiap 10-15 menit sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap yang membumbung tinggi. Suhu di puncak Mahameru dingin sekali yaitu 0-4 C yang kadang-kadang berkabut tebal disertai badai angin. Pada saat badai dianjurkan untuk menunda pendakian ke puncak. Panorama dari Puncak Mahameru tak akan pernah terlupakan indahnya, dimana terlihat puncak-puncak gunung di Jawa Timur, pesisir dan pantai, serta matahani terbit di ufuk timur. Mendaki G. Semeru sebaiknva dimusim kemarau yaitu pada bulan-bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Pendaki juga dianjurkan untuk tidak mendaki pada musim hujan di bulan Januani dan Februari, dimana sering terjadi badai dan tanah longsor. Dari puncak turun kembali ke kemah (Kalimati) dibutuhkan waktu 1 jam, dan 3 jam untuk sampai di Ranu Kumbolo dan diperlukan 3 jam lagi untuk mencapai Ranu Pane. Bila sampai di Ranu Pane menjelang sore, kalau ada mobil kita bisa terus turun ke Gubug Klakah atau ke Tumpang, atau kita bisa bermalam di Ranu Pane dan besok paginya kita dapat turun kembali ke Tumpang. Turun dari Ranupane ke arah Tumpang kita dapat juga menuju ke kawasan G. Bromo, melalui pertigaan Jempiang (2 Km sebelum desa Ngadas) ke arah kanan.